Kali ini Diaz mo posting SAS band rock yang melegenda. Puncak dari keretakan AKA terjadi ketika 7 Agustus 1975, Ucok meresmikan
grup barunya di Jakarta dengan nama Ucok and His Gangs (Uhisga), yang
bergerak dalam pertunjukan musik, model, dan tari. Ucok semakin sibuk
dengan fashion show, nyanyi, dan tari. Ia pun mulai berubah. Lebih
glamour dan tidak seperti ketika dirinya menjadi vokalis AKA.
Sunatha,
Arthur, dan Syech Abidin akhirnya memutuskan untuk mendepak Ucok dari
AKA dan mengganti nama AKA menjadi SAS (Sunatha Tanjung, Arthur Kaunang,
Syech Abidin) pada akhir Desember 1975. Kiprah SAS ternyata tak
mengecewakan. Hanya dua pekan sejak mereka membentuk SAS, mereka
mendapat acungan jempol dari 15 ribu penonton di Taman Ria Monas
Jakarta.
Satu bulan berikutnya SAS tampil dalam acara bertajuk Duel
Hard Rock 76 di Istora Senayan dengan grup rock papan atas Indonesia
Giant Step, asal Bandung. Sejak itu, nama SAS yang lebih mengutamakan
kekompakan ketiga personilnya, mulai mencuat.
SAS pun ternyata
berhasil ketika mereka memasuki dunia rekaman. Album perdana mereka Baby
Rock sukses dipasaran. Bahkan lagu Baby Rock ini sempat masuk anak
tangga radio Australia, mengikuti jejak lagu mereka terdahulu semasa di
AKA, Crazy Joe.
Kelebihan SAS saat itu dibandingkan band-band rock
lainnya, berani menampilkan lirik berbahasa Inggris. Kematangan mereka
dalam bermusik baik di panggung maupun dipanggung semasa di AKA dulu,
membuat album terakhir SAS yang berjudul Metal Baja/Suminah dijadikan
sebagai 'masterpiece' musik rock Indonesia.
Seiring dengan
popularitas SAS, Ucok pun tak mau kalah. Gagal dengan Uhisga nya, Ucok
duet bareng dengan Ahmad Albar dalam 'Duo Kribo'. Melejitnya lagu
'Neraka Jahanam', membawa berkah bagi Ucok dan pasangannya Ahmad Albar.
Kembali para pecinta musik rock pun seolah tersentak dengan kehadiran
album ini, dengan mengandalkan aransemen musiknya oleh Ian Antono
(gitaris God Bless). Nama Ucok AKA Harahap pun kembali dikenang lagi
sebagai sosok yang fenomenal dalam musik rock. Memang, Ucok, merupakan
sosok yang tidak pernah terlepas dari sumber -pemberitaan bagi media
massa.
Selain aktif dengan 'Duo Kribo'nya, ia juga mulai merambah
layar lebar sebagai pemain dengan peran-peran antagonis. Dalam film
layar lebar bahkan ia sempat beradu akting dengan si Raja Dangdut Rhoma
Irama dalam Film Darah Muda. Gagasannya untuk memadukan musisi rock dan
jazz dalam satu grup yang dinamakannya Choksvanka merupakan ambisinya
yang paling kreatif sejak lama. Namun, ide ini terealisir beberapa tahun
kemudian dengan membentuk grup rekaman THE YUKAS, dengan menggandeng
musisi jazz Jopie Item, Karim Suweileh, dan menghasilkan satu album yang
berjudul 'Jalan-Jalan', yang menampilkan nomor-nomor lagu pop
sederhana.
Namun, selaras dengan perkembangan musik rock
Indonesia, keinginan para personil AKA untuk sekedar bernostalgia dalam
dunia rekam membuahkan satu album yang berjudul 'Puber Kedua' (1997).
Beberapa nomor hits mereka semasa di AKA dirilis kembali dengan tambahan
satu lagu baru Puber Kedua yang aransemennya justru dibuat Ian Antono.
Namun,
keinginan untuk mengembalikan nama AKA pun pupus ketika Ucok membentuk
band baru bernama Warrock. Sayangnya, upaya Ucok untuk mengembalikan
kejayaannya tak berhasil. Dalam salah satu pentas di Stadion Siliwangi
Bandung, Ucok yang menampilkan atraksinya dipanggung justru disambut
dingin oleh penonton. Malah SAS yang juga tampil di panggung itu malah
mendapat aplaus yang cukup meriah.
SAS mulai mengurangi aksi
panggungnya memasuki dekade tahun 90 an. Faktor usia membuat ketiga
personil ini memilih kesibukan yang lain. Meski demikian, Arthur Kaunang
masih sempat berkolaborasi dengan beberapa musisi seangkatannya mengisi
pentas acara musik rock di beberapa pertunjukkan di Jakarta, selain
sempat menjadi seorang produser merangkap penata musik untuk penyanyi
jazz & blues Endi Xirang di tahun 2003. Namun, beberapa tahun
terakhir ia lebih mendalami musik-musik rohani sebagai pengabdiannya
bermusik.
Menurut pengakuan Syech Abidin, sebenarnya baik AKA maupun SAS ini belum bubar. Tetapi, niat untuk menghidupkan kembali grup-grup
yang telah membawa mereka menjadi orang 'terkenal' di Tanah Air masih
belum kelihatan. Apalagi, mengingat Sunatha Tanjung sudah tidak mau
bermain musik lagi dan lebih mendalami masalah kerohanian sebagai
pendeta. Termasuk Syech Abidin, yang mengaku sudah lupa dan malah hampir
tidak pernah bersentuhan dengan dunia musik lagi beberapa tahun
terakhir.
(Republika 7 & 14 Agustus 2006)
SAS Group :
- Syech Abidin : Drum
- Arthur Kaunang : Bass
- Sunatha Tanjung : Guitar
- Syech Abidin : Drum
- Arthur Kaunang : Bass
- Sunatha Tanjung : Guitar
01. SAS - Sampai Bertemu Lagi - Download
02. SAS - Silau Duniawi - Download
03. SAS - Kau dan aku - Download
04. SAS - Pencuri Hati - Download
05. SAS - Malam Pertama - Download
06. SAS - Jumpa Lagi - Download
07. SAS - Perempuan Malam - Download
08. SAS - Jika nanti kau panggil nama ku - Download
09. SAS - Baby Rock - Download
10. SAS - Larantuka - Download
11. SAS - Sansekerta - Download
12. SAS - After Midnight - Download
13. SAS - Kasmaran - Download
14. SAS - Badai - Download
15. SAS - Suminah - Download
16. SAS - Kepadamu - Download
17. SAS - Bunuh Diri/Sam Pek Eng Tay - Download
18. SAS - Metal Baja - Download
Khusus untuk Album Metal Baja [1993] Diaz punya koleksi full albumnya kalau anda tertarik silahkan download:
SIZE 47.3 MB
Via box.com
Okeh... selamat bernostalgia bersama SAS band, terimakasih sudah berkunjung diblog Diaz, semoga bermanfaat.
Trims agan diaz,back to the past
BalasHapusSalut sama Diaz
BalasHapusSalut sama Diaz
BalasHapusWow makasih kawan sudah upload musiknya
BalasHapusMalam sunyi mencekam
BalasHapusPurnama bagai tenggelam
Di telan malam yg kelam
...judul lagu nya ap bos?
Album sas...